Apakah kamu familiar dengan istilah upskilling dan reskilling? Ini dua konsep yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di dunia kerja. Pasalnya, upskilling dan reskilling adalah strategi pembelajaran yang saat ini menjadi penting dalam dunia kerja modern. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan upskilling dan reskilling, dan bagaimana membedakannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Reskilling
Reskilling adalah proses belajar keterampilan baru yang berbeda dari keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya. Reskilling sangat berkaitan dengan transformasi dalam dunia pekerjaan. Pasalnya, strategi pembelajaran ini bertujuan untuk mempersiapkan individu dalam mengambil jenis pekerjaan yang berbeda dari posisi mereka saat ini.
Reskilling menjadi sangat relevan di era digital, di mana kemajuan teknologi dapat membuat beberapa pekerjaan menjadi kurang relevan dengan dunia modern, sehingga terlihat ‘usang’. Dengan melakukan reskilling pekerja dapat beralih ke bidang yang lebih menjanjikan tanpa harus kehilangan relevansi di pasar kerja.
Contoh beberapa pelatihan reskilling:
● Orang yang bekerja dalam bidang retail mengambil pelatihan digital marketing
● Orang yang bekerja di bidang perbankan ke software developer
● Oran yang bekerja di bidang manufaktur ke data analytics
Upskilling
Upskilling, di sisi lain, adalah proses meningkatkan atau memperbarui keterampilan yang sudah dimiliki untuk meningkatkan kompetensi dalam pekerjaan saat ini atau maju ke posisi yang lebih tinggi dalam bidang yang sama. Strategi pembelajaran yang satu ini lebih berkaitan dengan peningkatan daripada transformasi.
Dengan upskilling, pekerja dapat tetap relevan dalam pekerjaannya, mengikuti perkembangan terbaru, dan meningkatkan potensi karir mereka.
Sebagai contoh upskilling, seorang digital marketer mungkin mempelajari keterampilan data analytics untuk memahami perilaku konsumen dengan lebih baik dan meningkatkan strategi pemasaran. Atau, seorang guru bisa mengikuti kursus online tentang penggunaan teknologi baru dalam pendidikan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. Kedua contoh ini menunjukkan bagaimana upskilling membantu individu meningkatkan kinerja mereka dalam pekerjaan yang sudah mereka miliki.
Perbedaan reskilling dan upskilling
Nah, dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara reskilling dan upskilling terletak pada tujuannya. Reskilling berfokus pada pembelajaran keterampilan baru untuk beralih ke bidang kerja yang berbeda. Sementara itu, upskilling bertujuan untuk memperdalam keterampilan yang sudah ada untuk meningkatkan efektivitas dalam peran saat ini atau mendapatkan promosi.
Dalam praktiknya, kedua strategi ini sangat penting dalam menghadapi tantangan pasar kerja yang dinamis. Perusahaan yang menerapkan program reskilling dan upskilling tidak hanya membantu karyawan mereka tetap relevan dan kompetitif, tetapi juga meningkatkan retensi karyawan dan menarik talenta baru. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang adaptif dan inovatif, di mana karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang.
Penerapan reskilling dan upskilling di tempat kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan dan karyawan. Ini bisa melalui workshop, kursus online, pelatihan formal, atau pembelajaran mandiri. Kuncinya adalah menciptakan budaya pembelajaran yang terus menerus, di mana setiap individu diberi kesempatan untuk berkembang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
Kesimpulannya, reskilling dan upskilling adalah dua strategi pembelajaran yang penting dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk masa depan. Dengan memahami perbedaan dan contoh dari masing-masing, individu dan organisasi dapat lebih baik dalam merencanakan dan menerapkan inisiatif pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini tidak hanya bermanfaat untuk pertumbuhan karir individu tetapi juga untuk keberlangsungan dan keberhasilan organisasi dalam jangka panjang.