Mengenal Cara Menulis Artikel Jurnal Ilmiah Berbahasa Inggris

Yap, selamat datang pada artikel English Program, para pembelajar Bahasa Inggris! Kali ini kita akan membahas tema ‘Academic Writing’ yang mana dirasa cukup spesifik dan rumit, khususnya bagi para pelaku ilmiah, yaitu: Menulis artikel jurnal ilmiah Berbahasa Inggris.

Akan sangat sering dijumpai oleh para akademisi dewasa ini, kebutuhan-kebutuhan publikasi ilmiah yang bersifat kontemporer.

Mereka sudah tidak lagi hanya dituntut untuk mampu menulis karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis ataupun disertasi sebagai tugas akhir, namun juga mampu untuk menyajikannya pada berbagai publikasi internasional.

Tuntutan inilah yang menjadikan para akademisi di bidang keilmuan apapun, perlu untuk mampu menguasai Bahasa Inggris khususnya teknik penulisan artikel publikasi jurnal ilmiah.

Karena itulah pada artikel kali ini akan dibahas secara singkat mengenai materi yang dianggap penting dan spesifik tersebut guna memudahkan siapa saja yang tertarik untuk mendalami penulisan artikel ilmiah.

Mengenal Writing English Artikel Ilmiah

Tidak dapat dipungkiri, keperluan akademis saat ini sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan ini dilandasi dengan semakin mudahnya akses internet serta didukung teknologi informasi yang lebih canggih tiap harinya.

Manusia dapat berkomunikasi dengan semakin mudah dari belahan dunia manapun; arus informasi serta berita tidak lagi terkendala jarak dan waktu; pembelajar juga tidak perlu repot-repot ke perpustakaan hanya untuk mencari definisi di ensiklopedia.

Akan sangat dimaklumkan jika ‘trend’lingkungan sekuler-pun menjadi cenderung semakin menuntut. Maka dari itulah para intelektual perlu mensiasati perubahan tersebut serta mampu beradaptasi.

Perubahan yang begitu kentara dapat terlihat dari semakin maraknya publikasi ilmiah di kalangan para akademisi. Para intelektual dituntut untuk selalu memperbaharui keilmuannya melalui penelitian-penelitian yang berkelanjutan.

Tidak hanya berhenti di situ saja, mereka-pun diharuskan untuk ‘membagi’-nya dengan komunitas global.

Media publisitas yang sekarang ini paling umum digunakan adalah melalui artikel ilmiah. Tidak mengherankan jika di beberapa perguruan tinggi dan berbagai lembaga keilmuan, kemampuan untuk bisa membuat artikel ilmiah menjadi sebuah persyaratan tersendiri guna menapaki jenjang-jenjang tertentu.

Artikel ilmiah merupakan salah satu jenis dari karya tulis ilmiah, yang berfungsi untuk melaporkan temuan-temuan keilmuan teranyar – biasa digunakan untuk memberikan laporan secara singkat dan padat mengenai hasil suatu penelitian.

Dikarenakan sifatnya yang lebih simpel dan ringkas, karya tulis ini semakin populer digunakan sebagai acuan ilmiah bagi para akademisi sekaligus media penyampai esensi temuan-temuan saintifik. Atas sifatnya itu jugalah, konten-konten ilmiah yang terkandung di dalam artikel dapat diterapkan secara praktis baik aplikatif maupun implikatif.

Dalam menulis artikel ilmiah, terdapat struktur-struktur redaksi tertentu yang perlu diperhatikan agar laporan yang kita susun dapat sesuai dengan permintaan komunitas keilmuan yang berlaku. Atas dasar itu, format penyusunan artikel ilmiah akan dibahas secara singkat nantinya, stay tune terus!

Lantas, Bagaimana dengan Jurnal Ilmiah?

Sebelum kita membicarakan mengenai format penulisan artikel, akan lebih baik jika kita terlebih dahulu membahas mengenai jurnal ilmiah. Apa sih jurnal ilmiah itu?

Jurnal ilmiah adalah ‘wadah’ yang bisa ditujukan oleh para akademisi, guna membantu upaya publikasi keilmuan mereka menjadi lebih luas lagi. Selayaknya judul-judul majalah ataupun redaksi-redaksi koran jurnalisme terkenal yang banyak diyakini oleh khalayak luas, keberadaan jurnal-jurnal ilmiah kenamaan-pun tentu akan sangat mudah dikenal oleh para penggiat keilmuan.

Karena itulah, keberadaan jurnal ilmiah akan sangat penting bagi para akademisi agar tulisan, karya dan artikel ilmiah mereka dapat diketahui dan diakui secara luas pada lingkungan keilmiahan.

Ada banyak sekali jurnal ilmiah yang ada sekarang ini. Mereka biasa berafiliasi dengan berbagai lembaga keilmuan seperti perguruan tinggi, universitas, institusi ilmiah, forum intelektual, dsb. Terdapat sebuah basis data (database) terstandar yang berfungsi untuk meng-indeks jurnal-jurnal tersebut.

Database inilah yang biasanya dijadikan rujukan dalam menentukan standar suatu jurnal dan keabsahan keilmuannya. Para akademisi-pun lantas dituntut untuk bisa semakin kritis dalam menyikapi jurnal-jurnal yang mereka tuju guna menjaga kualitas keilmiahan yang ada.

Yuk, Sekarang Kita Bahas Format Penulisan Bahasa Inggris !

Pada dasarnya, jika seseorang ingin menulis suatu artikel ilmiah, langkah pertama yang perlu disikapi adalah tujuan praktis dari penulisan itu sendiri. Beberapa pertanyaan-pertanyaan seperti: Untuk tujuan apa artikel itu dibuat?

Publikasi seperti apakah yang diinginkan? Kemanakah tujuan publikasinya? Jika ke jurnal, jurnal manakah yang akan dituju?, sekiranya perlu untuk dijawab terlebih dahulu.

Hal ini penting dikarenakan beberapa jurnal ilmiah memiliki persyaratan format penulisan yang unik serta spesifik – penulis perlu untuk mengimbuhkan berbagai persyaratan ini pada artikel ilmiah mereka.

Karakter penulisan artikel ini tidak terlepas dari sifat-sifat penulisan karya tulis ilmiah pada umumnya.

Meski begitu, seyogianya, terdapat sebuah ‘kerangka’ tersendiri yang perlu dikuasai oleh seorang penulis artikel ilmiah agar tulisan mereka dapat dikonsumsi secara saintifik. Berikut adalah kerangka umum suatu artikel ilmiah:

  • Abstrak (Abstract)

Sewajarnya jenis-jenis karya tulis yang lain, artikel ilmiah-pun pada umumnya perlu memiliki sebuah abstrak: yaitu ringkasan singkat dari karya tulis ilmiah yang ditulis (dalam hal ini artikel) atau juga bisa dalam bentuk sebuah analisis terperinci mengenai pembahasan dari konten ilmiah tertentu.

Fungsi dari abstrak adalah untuk membantu para pembaca agar mampu dengan cepat memastikan intisari dari artikel tersebut.

Dilihat dari fungsinya di atas, maka wajar jika keberadaan abstrak pada suatu karya tulis ilmiah akan selalu muncul di awal naskah – bertindak sebagai ‘ringkasan’ dari karya tulis bersangkutan. Pada abstrak-pun umum disematkan kata kunci (keyword) yang memudahkan para pembaca dan dalam pengkategorian dan pengindeksan.

  • Latar Belakang/Pendahuluan (Introduction)

Pada bagian latar belakang atau pendahuluan, penulis biasa memaparkan selayang pandang mengenai studi dan penelitian mereka.

Pada bagian ini perlu dimasukan beberapa hal seperti dasar pemikiran (background knowledge), konstruksi ide (construct ideas), lingkup masalah (problem formulation), fokus dan celah penelitian (focus and research gap), serta implikasi (implication) dari studi yang akan dilaporkan.

Beberapa latar belakang/pendahuluan biasanya terpaut tidak terlalu jauh dari apa yang ditulis pada abstrak, hanya saja pada bagian ini beberapa sumber literatur dan referensi sekiranya sudah perlu untuk disematkan oleh penulis artikel agar isu-isu plagiarisme bisa dihindarkan dan dipertanggungjawabkan.

  • Tinjauan Pustaka (Literature Review)

Di bagian ini tentu saja, seperti pada umumnya karya tulis ilmiah yang lain, perlu diimbuhkan landasan-landasan literatur.

Basis-basis teori (theorem), kerangka ilmiah (scientific structure), serta terkadang, desain dan metode penelitian (research design and methodology)-pun juga perlu disematkan disini. Bagian inilah yang juga terkadang membedakan artikel ilmiah dengan artikel kabar atau informasi lainnya.

Perlu diingat bahwa teori serta berbagai landasan literatur yang ditampilkan pada tinjauan pustaka ini merupakan hal-hal yang sekiranya bersifat paling krusial dan berpengaruh pada pelaksanaan penelitian saja. Hal-hal yang bersifat ‘sepele dan pendukung’ tidak perlu untuk diikutsertakan.

Hal ini dikarenakan sifat dari artikel yang memang perlu dijaga untuk ‘seringan mungkin’ sehingga ruang penulisan-pun menjadi terbatas – berbeda dengan karya tulis semacam skripsi, tesis atau bahkan disertasi yang memang perlu ditulis serinci mungkin.

  • Diskusi Penelitian (Research Discussion)

Maka esensi dan intisari dari artikel pun terdapat pada bagian ini. Melalui diskusi inilah, hasil-hasil temuan dari penelitian yang sudah dilakukan dapat ditampilkan.

Berbagai tabel (table), bagan dan diagram (charts), statistik (statistics), hasil wawancara (interview transcript) maupun kuesioner (questionnaire) perlu dikemas secara apik dan ringkas pada bagian ini agar pembaca mampu memahaminya tanpa mengalami kesulitan.

Selain itu, cara menampilkan berbagai ‘kemasan’ data penelitian tersebut juga perlu dilihat tingkat urgensinya, kemampuan menjawab pokok permasalahan, dan pengaruhnya baik secara teoritis maupun praktis.

  • Kesimpulan Laporan (Report Conclusion)

Bagian ini sekiranya sangat berakaitan erat dengan pembahasan penelitian yang sudah dipaparkan pada bagian diskusi.

Dari ringkasan data-data yang ditampilkan, peneliti perlu menarik sebuah kesimpulan yang dapat dimengerti secara lebih aplikatif dan implikatif oleh para pembacanya. Di bagian inilah hal itu perlu untuk ditekankan.

Selain itu juga sangat umum ditemukan pada bagian ini, keberadaan saran-saran (suggestion), bias, serta kekurangan-kekurangan studi (research liability) lainnya yang dialami pada penelitian, agar sekiranya para pembaca khususnya akademisi yang tertarik untuk meniliti topik tersebut secara lebih lanjut dapat menghindarinya.

Dan itulah kiat-kiat singkat academic writing yang dapat dijadikan sebagai pedoman awal dalam mendalami penulisan artikel ilmiah. Tentu saja dalam pelaksanaannya, format ini berlaku disemua jenis artikel ilmiah, baik yang lokal maupun internasional (Berbahasa Inggris).

Karena itu, pengusaan Bahasa Inggris yang baik-pun sudah bukan lagi hanya sekedar menjadi syarat melainkan sebuah kebutuhan yang tidak perlu lagi dibahas secara mendalam.