Cara Menjadi Story Teller Handal!

Once upon a time, there was a young girl. She was 9 years old and her name was Ratu. Ratu was incredibly intelligent, yet she had a hard time learning things by heart. 

Pernah baca pengenalan (orientasi) sebuah cerpen bahasa Inggris atau narrative text seperti contoh paragraf di atas? Kalau pernah, artinya it’s the time for you to know about story telling.

Story telling is an art.”

Kamu setuju nggak, kalau story telling adalah sebuah seni? Harus setuju, dong! Jadi, seni itu cakupannya nggak hanya menyanyi, melukis, atau bermain alat musik saja. Soalnya, kemampuan story telling belum tentu bisa dimiliki semua orang.

Orang yang melakukan story telling itu sendiri disebut dengan istilah story teller. Untuk menjadi seorang story teller yang handal, skill yang kamu butuhkan bukan cuma public speaking atau menulis, loh.

Apalagi kalau story telling bahasa Inggris, tentu kamu harus mengasah keterampilan yang lebih banyak lagi. Yuk, pahami dulu pengertian story telling dengan lebih detail bareng English academy!

Apa itu Story Telling?

Story telling adalah aktivitas bercerita menggunakan kata-kata untuk menciptakan dunia dan pengalaman baru dalam imajinasi pembaca atau pendengar. Sederhananya sihstory telling adalah kegiatan untuk menyampaikan cerita. Tidak hanya itu, aktivitas ini bisa sampai mempengaruhi emosi seseorang, loh.

Story telling merupakan salah satu metode bercerita yang paling mudah untuk diingat. Oleh karena itu, anak usia dini hingga dewasa lebih mudah untuk menerima penjelasan suatu hal jika mereka mendengarkan cerita.

Bukan hanya itu, seseorang yang mampu bercerita dapat dengan mudah menyampaikan informasi pada client atau rekan bisnis. Bahkan teknik ini kerap jadi andalan dalam dunia pemasaran.

Tujuan Story Telling

Saat menyampaikan sebuah kisah, story teller akan menceritakannya secara terstruktur, utuh, dan juga berkesinambungan. Kalau untuk anak-anak, story teller biasanya mendongeng dengan permainan kata-kata, suara, hingga gerakan. 

Tujuannya apa? Tujuannya adalah untuk memancing respons/reaksi pendengar terhadap jalan cerita. Kalau sudah ada respon, maka akan terjadi interaksi atau komunikasi dua arah. So, aktivitasnya akan menjadi lebih ‘hidup’.

Catat! Prosesnya pasti akan berbeda jika story telling kamu gunakan sebagai strategi dalam bisnis. Misal, agar calon konsumen tertarik untuk membeli suatu produk, kamu harus menciptakan narasi yang dapat membuat audiens penasaran, kira-kira barang atau jasa apa, sih, yang kamu tawarkan pada mereka?

Intinya, untuk melakukan story telling harus disesuaikan dengan tujuan dan juga media yang digunakan.

Fungsi Story Telling

Secara umum, story telling bahasa Inggris berfungsi untuk:

1. Mempertajam keterampilan writingreading, speaking, and listening dalam bahasa Inggris

2. Memperkaya vocabulary, frasa, dan pengetahuan idiom maupun proverb bahasa Inggris

3. Melatih kemampuan berbicara di depan umum sekaligus pronunciation (pelafalan)

4. Meningkatkan kepercayaan diri dalam berbahasa Inggris

5. Mempelajari berbagai aspek kehidupan yang tercantum dalam cerita

Apa Manfaat Story Telling?

Selain lima fungsi story telling di atas, ada juga manfaat story telling untuk meningkatkan kecerdasan, terutama saat proses menganalisis alur cerita. Terlebih lagi jika ceritanya berbahasa Inggris.

Lebih dari itu, story telling pun bermanfaat untuk menambah kreativitas seseorangguys. Pasalnya, story teller harus bisa memadupadankan isi cerita dengan konsep mendongeng yang pas.

Media Story Telling

So, di era digital ini banyak sekali wadah yang bisa kamu manfaatkan untuk melakukan story telling bahasa Inggris. Melansir dari HubSpot, beberapa media yang bisa digunakan untuk story telling adalah sebagai berikut:

1. Social Media

Media yang pertama tentu media sosial. Kamu bisa bercerita melalui berbagai media yang banyak orang gunakan saat ini, contohnya seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.

2. Blog/Media Cetak

Lebih suka menulis? Tenang, masih ada blog untuk menuangkan ceritamu, kok. Tapi kalau kamu lebih prefer dengan media cetak, maka bisa juga menuliskan cerita dalam bentuk buku atau cerpen dengan menyertakan beberapa gambar agar lebih menarik.

3. Podcast

Bercerita melalui rekaman audio kemudian diunggah ke dalam sosial media, inilah yang dinamakan podcast. Kalau kamu menyukai speaking tapi tidak langsung di hadapan banyak orang, maka media ini bisa jadi solusi yang tepat.

4. Speaking (directly with audiens)

Nah, ini adalah salah satu media atau cara bercerita yang biasanya lebih membutuhkan banyak latihan dan keterampilan untuk menyampaikan pesan dan membangkitkan emosi pendengar. Pasalnya, kamu harus berpapasan langsung dengan banyak orang yang siap untuk ikut masuk ke dalam sebuah cerita.

Bagaimana Cara Membuat Story Telling Bahasa Inggris?

Untuk menyusun story telling bahasa Inggris khususnya melalui tulisan, kamu bisa menggunakan beberapa cara berikut ini:

1. Targetkan audiens (pendengar/pembaca) ceritamu
2. Tentukan tema yang akan dibuat
3. Susun/plot alur cerita beserta tokoh dan karakter yang akan terlibat dalam cerita
4. Pilih setting (latar tempat, waktu, dan suasana) yang pas dengan tema cerita
5. Buat konsep cerita dengan menuliskan outline atau draft kasar
6. Tulis dan lengkapi cerita menggunakan gaya bahasa sesuai target audiens, untuk proses translate bisa melalui beberapa rekomendasi kamus bahasa Inggris terbaik dalam artikel 15 Rekomendasi Kamus Bahasa Inggris
7. Review kembali isi cerita alias proofreading
8. Editing a.k.a proses memilah mana bagian yang perlu diubah atau dihilangkan serta mengecek apakah grammar-nya sudah tepat atau belum
9. Finishing, baca kembali seluruh cerita dari awal hingga akhir
10. Share/bagikan untuk publik melalui media sosial/media cetak/secara lisan

Cerita yang Baik Itu Seperti Apa?

Untuk membuat cerita bahasa Inggris yang baik, yang perlu kamu perhatikan tak hanya vocabulary dan grammar-nya saja. Pastikan bahwa story telling yang kamu buat bisa memberikan salah satu sifat seperti di bawah ini:

1. Entertaining

Cerita yang bagus dan menghibur akan membuat audiens tetap terlibat dan tertarik dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kisah yang menghibur dapat dengan mudah kamu temukan dalam berbagai narrative text ataupun cerpen bahasa Inggris.

2. Educational

Selain bisa menghibur, sebuah cerita yang bagus idealnya bisa menambah wawasan dan memicu rasa ingin tahu pembaca atau pendengarnya. This is the answer mengapa story telling perlu memuat core message di dalamnya.

3. Relatable

Dapat mengingatkan audiens tentang orang, tempat, suasana, atau kondisi yang mereka kenal dalam kehidupan nyata merupakan salah satu tanda bahwa kamu memiliki story telling yang bagus, guys. Hal ini akan membuat mereka jauh lebih terlibat dengan cerita yang kamu sampaikan.

4. Organized

Pernah dengar istilah, “segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik,” kan? Nah, begitu pun dalam story telling, nggak boleh bertele-tele. Audiens akan lebih suka konten yang ringkas, terstruktur, serta terdapat pesan inti yang bisa diambil.

5. Memorable

Memorable artinya bagaimana cara agar story telling yang kamu sampaikan bisa melekat di benak pembaca atau pendengar. Hal ini bisa dilakukan dengan story telling yang inspiratif, cerita yang diselipkan humor, dan lain sebagainya.

Story Telling bahasa Inggris Menggunakan Tenses Apa?

Ada tiga jenis tenses yang paling sering digunakan dalam story telling bahasa Inggris, yaitu:

1. Simple past tense

Sebetulnya, secara umum story telling itu menggunakan past tense untuk menceritakan kejadian yang sudah lampau. Dalam hal ini, simple past tense biasa digunakan sebagai kalimat dalam narasi cerita, contohnya:

She ignored the knock on the door. In these days of social distancing, she didn’t want to take any chances. (Dia mengabaikan ketukan di pintu. Di masa pembatasan sosial seperti sekarang ini, dia tidak mau mengambil risiko.)

2. Simple present tense 

Nah, untuk simple present tense biasanya ia muncul dalam dialog langsung si tokoh cerita. Contoh kalimatnya:

“I need some chocolate to get me through this day. Stat.” (Aku butuh coklat untuk menemaniku melewati hari ini).

3. Past perfect tense

Kalau past perfect tense ini dapat kamu gunakan saat menulis backstory (peristiwa yang terjadi sebelum cerita hadir). Contohnya begini:

She had eaten all the snacks in the house already. (Dia sudah makan semua makanan ringan di rumah).

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Story Telling Bahasa Inggris melalui Speaking?

Kamu ingin menjadi seorang yang ahli dalam bercerita? Ada kuncinya nih, guys. Jangan lupa untuk selalu perhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Gesture (Gerak Tubuh) 

Gesture atau gerak tubuh cukup ampuh untuk membawa pendengar “masuk” dan “terbawa” seolah-olah jadi salah satu bagian dari cerita yang kamu sampaikan. 

Misal, jika salah satu tokoh dalam cerita harus berlari karena dikejar musuh, maka kamu bisa melakukan gerakan lari di tempat agar terasa lebih real.

2. Voice and Intonation (Suara dan Intonasi)

Ketika menceritakan seorang tokoh yang sedang marah, nggak mungkin dong kalau kita menunjukkannya dengan suara pelan plus nada yang rendah. Benar, kan? Dengan begitu, suara dan intonasi sangat penting ketika melakukan story telling. Kalau sedang marah, maka volume suara tentu akan naik, serta intonasinya pun akan meninggi.

3. Facial expression (Ekspresi Wajah/Mimik Muka)

Wajah tetap flat saat melakukan story tellingDuh, jangan sampe ya guys! Tapi, biasanya ekspresi muka akan sinkron dengan gesture dan suara. Misal, kalau kamu sedang melakukan gesture dikejar musuh dengan lari di tempat, maka wajahmu idealnya menunjukkan “ekspresi panik”.

Ya, nggak mungkin kan, saat kita berlarian dikejar musuh, tapi wajahnya datar atau malah senang? Hehe.

4. Eye contact (Kontak Mata)

Kontak mata dengan audiens jangan sampai tertinggal ya, bestie! Hal ini penting sebagai salah satu proses komunikasi nonverbal saat kamu menjadi story teller.

Melalui eye contact, pendengar akan merasa “dianggap ada” sehingga perhatian mereka pun terpusat padamu selaku pendongeng.

5. Props (Alat Peraga)

Nah, hal terakhir yang perlu kamu perhatikan adalah props atau alat peraga. Dalam hal ini, alat peraga dalam story telling bisa bermacam-macam bentuknya. Mulai dari boneka, gambar, foto, dan lain-lain. 

Misal, kalau kamu ingin bercerita tentang kisah naga yang menyerang penduduk suatu desa, maka salah satu alat peraganya yaitu boneka naga. 

Bagaimana Cara Menjadi Story Teller yang Baik?

1. Mengenal siapa pendengar atau pembaca-mu

Sebelum bercerita, hal paling dasar yang perlu dilakukan adalah memahami audiens. Apakah anak-anak? Remaja? Atau orang dewasa? Soalnya, tentu gaya bahasa yang digunakan akan berbeda, kan? Jadi, penting untuk mempelajari terlebih dahulu bagaimana karakter mereka yang akan jadi audiens-mu.

2. Memahami cerita yang ingin disampaikan

Kalau kamu saja tidak mengerti isi seluruh cerita, bagaimana dengan audiens? Untuk itu, poin ini nggak boleh kamu lewatkan ya, guys. Pahami setiap narasi dan juga dialog yang akan kamu sampaikan.

3. Bercerita hal yang kamu sukai

Nah, ini juga jadi salah satu faktor yang nggak kalah penting. Biasanya, seseorang akan lebih mudah untuk mengerjakan suatu hal jika memang menyukai bidang tersebut. Jadi, better untuk mengawali story telling dari topik atau hal-hal yang kamu sukai.

4. Berlatih

Yap, meskipun klise, tapi istilah “bisa karena terbiasa” itu nggak pernah salah, kok. Kamu bisa berlatih sesuai dengan media untuk bercerita. Kalau lebih prefer story telling dalam bentuk tulisan, ya harus sering latihan writing bahasa Inggris. Kalau ingin secara lisan, kamu dapat berlatih speaking dengan bantuan cermin.

Jadi, sudah siap untuk jadi story teller handal?