Apakah kamu familiar dengan kata consumer, costumer, dan client? Ya, ketiga kosakata tersebut termasuk sebagai kata benda dalam bahasa Inggris. Ketiga kosakata ini sangat umum digunakan dalam dunia bisnis. Nah, meski ketiganya sekilas terdengar mirip dan beberapa di antara kalian ada yang mungkin mengira bahwa ketiganya merujuk pada hal yang sama, sebenarnya ketiganya justru memiliki makna yang berbeda. Consumer, costumer, dan client adalah tiga istilah dengan makna yang berbeda-beda. Berikut penjelasan mengenai makna dari ketiganya, dan letak perbedaannya.
Consumer
Consumer, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai konsumen, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang secara langsung mengonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Dalam konteks ini, consumer merupakan pengguna akhir dari suatu produk atau jasa, yang fokus utamanya terdapat pada manfaat dan kegunaan yang diperoleh. Penting untuk diketahui, consumer tidak selalu identik dengan pembeli. Pasalnya, consumer bisa saja tidak melakukan pembelian tetapi menggunakan produk atau jasa yang dibeli oleh orang lain dan kemudian diberikan kepada consumer.
Sebagai contoh, seorang anak makan sereal yang dibelikan oleh orang tuanya. Dalam hal ini, anak tersebut merupakan consumer dari produk sereal tersebut. Meskipun anak tersebut tidak terlibat dalam proses pembelian, ia adalah orang yang mengonsumsi produk tersebut dan mendapat manfaat langsung darinya. Situasi ini menunjukkan bahwa konsep consumer lebih berkaitan dengan penggunaan akhir dari produk daripada proses transaksi pembeliannya.
Customer
‘Customer’, atau pelanggan, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang membeli produk atau jasa. Dalam hubungan jual beli ini, pelanggan adalah pihak yang melakukan transaksi pembayaran. Meskipun customeritu seringkali juga consumer yang menjadi pengguna akhir dari produk atau jasa yang telah dibelinya, situasi ini tidak selalu terjadi. Ada kemungkinan di mana seseorang membeli produk atau jasa tetapi tidak untuk dirinya melainkan untuk orang lain.
Contohnya, jika orang tua membeli sereal untuk anaknya. Jika anak adalah consumer karena mereka yang mengonsumsi sereal yang telah dibeli, dalam kasus ini, orang tuanya adalah customer atau pelanggan karena mereka yang melakukan transaksi pembayaran untuk produk sereal tersebut. Situasi ini menyoroti perbedaan yang jelas antara pembeli (customer) dan pengguna (consumer) dalam dinamika transaksi.
Client
Client, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai klien, adalah seseorang atau entitas yang membangun hubungan jangka panjang dan personal dengan penyedia layanan, khususnya di bidang layanan profesional seperti konsultasi atau jasa hukum.
Karakteristik utama dari seorang client adalah adanya interaksi yang lebih mendalam dan fokus pada layanan yang diberikan. Dalam hubungn ini, client dan penyedia layanan sering terlibat dalam diskusi dan pertukaran informasi yang lebih intensif.
Hal ini menciptakan sebuah dinamika di mana layanan yang diberikan lebih disesuaikan dengan kebutuhan spesifik klien, dan ada tingkat kepercayaan serta keterlibatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan pembeli-penjual biasa.
Contohnya, dalam konteks jasa hukum atau akuntansi, client bukan hanya menerima layanan tetapi juga menjadi bagian dari proses. Seorang individu yang mempekerjakan pengacara atau akuntan berperan sebagai client. Dalam hubungan ini, client mengharapkan layanan yang tidak hanya profesional tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan secara spesifik.
Mereka berinteraksi langsung dengan penyedia layanan, memberikan masukan, dan menerima saran yang disesuaikan. Hubungan ini ditandai dengan keterlibatan yang lebih dalam dan sering kali berkelanjutan, yang membedakan dari konsep konsumen atau pelanggan.
Nah, sekarang kamu sudah paham kan perbedaan ketiganya?