Saat belajar bahasa baru kita dihadapkan pada banyak pilihan, mau otodidak atau ikut kursus dimana keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setelah itu, berbagai mitos pun terkadang menjadi penghambat kita sebagai pembelajar pemula untuk terus melakukan progress. Padahal beberapa hal itu tak perlu dipercaya! Simak 5 mitos belajar bahasa asing yang sudah Lister rangkum sampai akhir ini ya!
“Jika kamu sudah memutuskan suatu pilihan, maka bertanggung-jawablah dengan pilihan itu.”
Belajar Langsung ke Negaranya
Mitos yang pertama adalah kamu harus pergi ke negara itu untuk belajar bahasa. Jika kamu memiliki kesempatan dan kemauan untuk mengunjungi negara yang bersangkutan, itu adalah ide yang sangat bagus fellas. Pasalnya, memang benar, cara cepat menguasai bahasa asing adalah kamu datang dan berinteraksi secara langsung dengan orang-orang yang menggunakan bahasa itu.
Tapi, itu bukan satu-satunya cara!
Kamu tidak diharuskan untuk pergi ke negara tertentu dan tinggal di sana hanya untuk belajar bahasa. Karena hal ini akan sangat menguras biaya dan ongkos yang harus kamu tanggung. Bayangkan saja, berapa biaya yang harus kamu keluarkan jika berencana ke Belanda atau Jerman hanya untuk belajar bahasanya saja?
Solusi alternatif terbaik untuk mengatasi masalah itu adalah dengan berkomunikasi secara langsung dengan teman yang telah menguasai keterampilan bahasa atau langsung berkomunikasi dengan seorang guru yang akan membimbing kamu.
Jadi Ekstrovert Supaya Lebih Cepat Lancar Berbahasa
Apakah memang harus menjadi ekstrovert dulu untuk lancar berbahasa asing? Jawabannya tidak. Ini adalah mitos tentang belajar bahasa asing yang tidak perlu kamu percayai.
Dulu ketika masih mencoba belajar bahasa Inggris, saya juga berpikir dan sedikit terpengaruh mitos itu sehingga malah menyurutkan semangat untuk menguasainya. Pelan namun pasti, saya mencoba menata hati dan mencari gaya belajar yang cocok sampai akhirnya bahasa Inggris bisa dikuasai.
Mungkin memang benar, orang dengan kepribadian introvert lebih mudah merasa canggung dan gelisah saat bertemu dengan orang-orang asing. Sedangkan orang-orang dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih banyak berbicara dengan semua orang.
Disitulah muncul gap yang membuat berpikir apakah harus menjadi ekstrovert dulu baru lancar berbahasa asing karena mungkin kita melihat teman-teman esktrovert yang terlihat lebih cepat lancar. Kenyataanya tidak mesti harus begitu.
Poin pentingnya adalah kelebihan sifat banyak bicara yang dimiliki ekstrovert sangat memudahkan mereka untuk melatih kemampuan bahasa asing yang sedang dipelajari. Namun, tekad kuat dan komitmen lah yang lebih penting. Jangan pernah membiarkan kekurangan yang dimiliki menjadi halangan untuk belajar bahasa baru ya!
Tidak Belajar Bahasa Baru Karena Sudah Terlalu Tua
Usia memang selalu menjadi masalah krusial yang sering membuat orang merasa ragu-ragu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Padahal usia hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan belajar seseorang.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi kemampuan belajar yaitu lingkungan belajar dan motivasi internal dari dalam diri.
Cukup Belajar Satu Jenis Bahasa Asing Saja
Saat ini bahasa asing yang banyak digunakan oleh banyak orang di dunia adalah bahasa Inggris. Sekitar 25% populasi di dunia menggunakan bahasa Inggris untuk melakukan percakapan dengan orang lain.
Tapi, jangan hanya fokus untuk mempelajari bahasa Inggris saja ya. Di dunia dengan keberagaman budaya, bisnis, serta hiburan akan sangat membutuhkan keahlian berbahasa asing yang lain.
Tak Punya Cukup Waktu Untuk Memulai
Mitos yang satu ini sangat tidak boleh kamu percaya. Masalah tidak punya cukup waktu adalah alasan klasik orang-orang yang tidak memiliki skala prioritas dalam hidupnya. Apakah kamu juga?
Sebab, jika belajar bahasa asing termasuk dalam daftar yang penting untuk dikerjakan, maka kamu pasti akan memiliki waktu untuk mempelajari hal tersebut. Setuju?